Selasa, 29 Januari 2013

Laporan Upaya kesehatan Kerja (UKK)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Komunitas bukan sebagai suatu unit yang homogen, melainkan campuran dinamis dari beragam kelompok, kepentingan dan sikap. Berbagi kesamaan tempat, isu, dan masalah yang memberikan suatu rasa saling memiliki. Salah satu bentuk komunitas adalah kelompok usaha kerja, dimana dalam kelompok terdapat anggota yang memiliki beragam kepentingan, bekerja bersama dalam kelompok di satu tempat tertentu. Kelompok usaha kerja merupakan salah satu area komunitas yang perlu diperhatikan kesejahteraan kesehatannya. Bidang yang mencakup keselamatan kerja dalam keperawatan disebut Occupation Health Nurses (OHN) atau Keperawatan Kesehatan Kerja (KKK).
Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) merupakan bagian dari ilmu Kesehatan Masyarakat. Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari multidisiplin ilmu antara ilmu-ilmu kesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi dan lain-lain baik yang bersifat kajian maupun ilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja, tempat kerja, maupun lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.. Menurut buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dll) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Dasar Hukum untuk kesehatan kerja ini terdapat dalam UU 23/1992  pasal 23 dan pasal 10 tentang kesehatan kerja dan upaya kesehatan kerja.
Praktik Keperawatan Kesehatan Kerja berfokus pada upaya promosi, preventif dan rehabilitasi kesehatan dalam konteks keselamatan dan keamanan lingkungan kerja. Aplikasi praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri kecil, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas, dan lain-lain. Di dalam menjalankan fungsinya, perawat kesehatan kerja memiliki tugas antara lain mampu menilai secara sistematis status kesehatan kerja, mampu melakukan analisa data yang dikumpulkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan, mampu mengidentifikasi tujuan spesifik keperawatan yang diharapkan, mampu mengembangkan rencana keperawatan yang komprehensif dan memformulasikan tindakan intervensi yang dilakukan pada setiap tingkat pencegahan serta terapinya, mampu melaksanakan promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit kecelakaan serta pemulihan sesuai renpra dan yang terakhir mampu melakukan evaluasi berkesinambungan terhadap respon pekerja dan kemajuan yang dicapai
Di dalam kesehatan kerja pedomannya ialah penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, sehingga upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja, dan pokok yang kedua adalah promosi (peningkatan) kesehatan  masyarakat pekerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Sedangkan pengertian dari Upaya Kesehatan Kerja (UKK) itu sendiri adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara maksimal tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Pelaksanaan UKK bukan saja merupakan pemenuhan hak asasi pekerja, tetapi juga berperanan besar dalam investasi atau pembangunan suatu bangsa.
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan kesehatan kerja dalam mengotimalkan pelayanan kesehatan yang meliputi : peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan penyakit dengan memanajemen masalah kesehatan yang ada dalam individu maupun kelompok pekerja.
2.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a.       Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan pada pekerja yang meliputi :
§   Mengidentifikasi data yang diperlukan baik individu maupun kelompok.
§   Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai.
§   Menganalisa data yang telah diperoleh.
§   Menentukan masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
b.      Merencanakan asuhan keperawatan kesehatan kerja
c.       Melaksanakan rencana keperawatan kesehatan kerja yang meliputi :
§  Independent: health education sesuai dengan kebutuhan baik secara individu maupun kelompok.
§  Menciptakan hubungan yang efektif dengan beberapa sumber yang terkait.
§  Membantu dan mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap individu atau kelompok pekerja.
d.      Mengevaluasi tindakan keperawatan kesehatan kerja sesuai dengan standar atau acuan yang telah ditentukan.
e.       Mencatat dan melaporkan data yang tepat dan relevan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan kesehatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Profile Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan kelompok pekerja bangunan, kelompok ini biasanya melaksanakan pekerjaan bangunan dari satu bangunan ke bangunan lain. Pekerja bangunan berjumlah 65 orang, dikepalai oleh seorang mandor atau pengawas. Semua pekerja berjenis kelamin laki-laki. Pada kegiatan UKK pekerja bangunan sedang menyelesaikan sebuah bangunan pabrik sarung tangan milik perusahaan asing. Pekerjaan pembangunan mulai dari pukul 08.00-16.30 Wib. Jam Istirahat diberlakukan 2 kali yakni pukul 11.30 Wib dan 15.00 Wib. Kelompok kerja terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing tugas yang berbeda. Beberapa kelompok khusus mengerjakan pembangunan atap, pondasi bangunan, pemotongan lantai keramik, pengadukan semen, dll. Pekerjaan yang digeluti para pekerja bangunan sangat beresiko tinggi terhadap keselamatan mereka, belum lagi seringnya terpapar benda-benda kimia, benda material, cairan berbahaya, debu dll yang dapat secara langsung atau pun tidak langsung dapat merusak sistem tubuh sehingga dan lambat laun menimbulkan gangguan kesehatan.
B.     Gambaran Lokasi Kegiatan UKK
Lokasi Kelompok kerja terletak di Pedukuhan Jetis, tepatnya di Jetis RT 02. Bangunan yang sedang dibangun letaknya dekat dengan jalan raya, akses menuju lokasi memadai dan tidak berada di tengah pemukiman padat penduduk.
C.    Asuhan Keperawatan pada Kelompok Kerja
1.      Pengkajian
Kelompok pekerja bangunan “pabrik sarung tangan” merupakan salah satu kelompok pekerja yang terdiri dari 65  orang dengan jenis kelamin laki-laki, usia bervariasi tapi lebih dari 18 tahun. Alasan didirikan pabrik sarung tangan ini dikarenakan untuk salah pembangunan jenis usaha dan diharapkan dapat turut meningkatkan pendapatan warga setempat, memberi lapangan pekerjaan baru.
Salah satu bentuk pengkajian yang dilakukan adalah observasi dan wawancara langsung dengan pekerja. Dari hasil wawancara para pekerja didapatkan data yakni ada 3 pekerja yang sedang menderita batuk-batuk, beberapa pekerja mengeluhkan gatal-gatal, dan 1 pekerja menderita panu, 1 pekerja pernah dirawat dirumah sakit dengan riwayat paru. Dari hasil observasi didapatkan bahwa hampir 90% pekerja tidak memakai pelindung pernafasan selama nekerja, 100% pekerja mmerupakan perokok, 85% pekerja tidak memakai alat pelindung kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95% pekerja tidak menggunakan alat pelindung tangan. Saat bekerja para pekerja terkadang tidak memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada pekerjaan naik ketas atap bangunan, pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri. Para pekerja mengatakan bahwa pihak pabrik pernah menyediakan masker untuk para pekerja, akan tetapi persediaan sudah lama habis setelah itu para pekerja tidak menggunakan masker lagi. Para pekerja mengatakan tidak mempunyai biaya untuk membeli alat pelindung diri berupa helm sebagai pelindung kepala atau sepatu sebagai pelindung kaki, dll. Para pekerja Nampak antusias ingin mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan alat pelindung diri bagi keselamatan kerja mereka.
2.      Analisis Data
Data
Etiologi
Masalah
Ds:
·    para pekerja mengatakan bahwa ada 3 pekerja yang sedang menderita batuk-batuk, beberapa pekerja mengeluhkan gatal-gatal, dan 1 pekerja menderita panu, 1 pekerja pernah dirawat dirumah sakit dengan riwayat paru.
·    Para pekerja mengatakan bahwa pihak pabrik pernah menyediakan masker untuk para pekerja, akan tetapi persediaan sudah lama habis setelah itu para pekerja tidak menggunakan masker lagi.
·    Para pekerja mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan alat pelindung diri bagi keselamatan kerja mereka.
Do:
·   Dari hasil observasi didapatkan bahwa hampir 90% pekerja tidak memakai pelindung pernafasan selama nekerja, 100% pekerja mmerupakan perokok, 85% pekerja tidak memakai alat pelindung kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95% pekerja tidak menggunakan alat pelindung tangan.
·   Saat bekerja para pekerja terkadang tidak memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada pekerjaan naik ketas atap bangunan, pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri.

-kurangnya paparan informasi tentang pemakaian alat pelindung diri.
-Finansial yang kurang untuk penyediaan alat-alat yang dibutuhkan



Kurangnya pengetahuan tentang alat pelindung diri.

3.      Rumusan Diagnosa UKK
Kurang pengetahuan tentang alat pelindung diri (APD) pada kelompok pekerja bangunan pabrik sarung tangan di Jetis RT 02 berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, kurangnya financial untuk menyediakan alat-alat pelindung diri.
4.      Rencana dan Intervensi Keperawatan UKK
Rencana
Intervensi
Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan komunitas selama 1 kali pertemuan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang alat pelindung diri pada kelompok pekerja dengan criteria hasil; pekerja mengetahui apa itu APD, Jenis-jenis APD beserta manfaat pemakaian APD.
Penyuluhan kesehatan tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi Pekerja bangunan.

D.    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Kegiatan
Implementasi
Evaluasi
26 Desember 2012 jam 11.30 di ruang bangunan pabrik sarung tangan
1.       Pelakukan penyuluhan tentang APD (pengertian, tujuan/manfaat, macam-macam ADP)
2.       Menyebarkan leaflet tentang APD
S:
·     Pekerja mengatakan memahami tentang apa itu APD dan manfaat pemakaian APD
·     Pekerja mengatakan akan berusaha memenuhi penyediaan APD, walaupun hanya beberapa jenis APD seperti masker, sepatu, helm, baju lengan panjang, sarung tangan.

O:
·     Pekerja Nampak antusias, ketika ditanya kembali dapat menjawab pertanyaan dengan lancar.
·     Pekerja langsung memakai alat pelindung pernafasan (masker) yang telah dibagikan penyuluh.

A:masalah teratasi

P:
·     Sarankan para keperja untuk terus memakai APD untuk keselamatan kerja mereka.
·     Pemakaian alat APD bisa dimodifikasi, seperti pemakaian masker bisa diganti dengan syal atau kain.
·     Sarankan untuk langsung ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan jika merasakan gangguan kesehatan.

Daftar Pustaka
Alfrida, netty. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja dibagian produksi packing PT KCI (Kangar Consolidated Industries) Jakarta tahun 2006. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar