BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Komunitas bukan sebagai suatu
unit yang homogen, melainkan campuran dinamis dari beragam kelompok,
kepentingan dan sikap. Berbagi kesamaan tempat, isu, dan masalah yang memberikan
suatu rasa saling memiliki. Salah
satu bentuk komunitas adalah kelompok usaha kerja, dimana dalam kelompok
terdapat anggota yang memiliki beragam kepentingan, bekerja bersama dalam
kelompok di satu tempat tertentu. Kelompok
usaha kerja merupakan salah satu area komunitas yang perlu
diperhatikan kesejahteraan kesehatannya. Bidang yang mencakup keselamatan kerja
dalam keperawatan disebut Occupation
Health Nurses (OHN) atau Keperawatan Kesehatan Kerja (KKK).
Ilmu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) merupakan bagian dari ilmu Kesehatan
Masyarakat. Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari multidisiplin ilmu antara
ilmu-ilmu kesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi dan lain-lain baik
yang bersifat kajian maupun ilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi
sehat dan selamat bagi pekerja, tempat kerja, maupun lingkungan sekitarnya,
sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.. Menurut buku Ilmu Kesehatan
Masyarakat, kesehatan kerja merupakan aplikasi
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor,
dll) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Dasar
Hukum untuk kesehatan kerja ini terdapat dalam UU 23/1992 pasal 23 dan pasal 10 tentang kesehatan kerja
dan upaya kesehatan kerja.
Praktik Keperawatan Kesehatan
Kerja berfokus pada upaya promosi, preventif dan rehabilitasi kesehatan dalam
konteks keselamatan dan keamanan lingkungan kerja. Aplikasi praktik keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan
industri kecil, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas, dan
lain-lain.
Di dalam menjalankan
fungsinya, perawat kesehatan kerja memiliki tugas antara lain mampu menilai secara
sistematis status kesehatan
kerja, mampu melakukan analisa data
yang dikumpulkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan, mampu mengidentifikasi
tujuan spesifik keperawatan yang
diharapkan, mampu mengembangkan
rencana keperawatan yang komprehensif
dan memformulasikan tindakan intervensi
yang dilakukan pada setiap tingkat pencegahan serta terapinya, mampu
melaksanakan promosi kesehatan
untuk pencegahan penyakit
kecelakaan serta pemulihan sesuai renpra
dan yang terakhir mampu melakukan evaluasi
berkesinambungan terhadap respon pekerja dan kemajuan yang
dicapai
Di dalam kesehatan kerja pedomannya ialah penyakit
dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, sehingga upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja, dan pokok yang kedua
adalah promosi (peningkatan) kesehatan
masyarakat pekerja dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja. Sedangkan pengertian
dari Upaya Kesehatan Kerja (UKK) itu sendiri adalah
upaya penyerasian kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara maksimal tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan, agar
diperoleh produktifitas kerja yang
optimal. Pelaksanaan UKK bukan
saja merupakan pemenuhan hak
asasi pekerja, tetapi juga berperanan besar dalam investasi atau pembangunan suatu bangsa.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa mampu menerapkan proses
asuhan keperawatan kesehatan kerja dalam mengotimalkan pelayanan kesehatan yang
meliputi : peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan pengobatan penyakit dengan memanajemen masalah kesehatan yang ada dalam
individu maupun kelompok pekerja.
2.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Melaksanakan pengkajian kebutuhan
dan masalah keperawatan pada pekerja yang meliputi :
§
Mengidentifikasi
data yang diperlukan baik individu maupun kelompok.
§
Mengumpulkan
data dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai.
§
Menganalisa
data yang telah diperoleh.
§
Menentukan
masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
b. Merencanakan asuhan keperawatan kesehatan
kerja
c. Melaksanakan rencana keperawatan kesehatan
kerja yang meliputi :
§
Independent:
health education sesuai
dengan kebutuhan baik secara individu maupun kelompok.
§
Menciptakan
hubungan yang efektif dengan beberapa sumber yang terkait.
§
Membantu
dan mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap individu atau kelompok pekerja.
d. Mengevaluasi tindakan keperawatan
kesehatan kerja sesuai dengan standar atau acuan yang telah ditentukan.
e. Mencatat dan melaporkan data yang
tepat dan relevan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan kesehatan
kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Profile Kelompok Kerja
Kelompok
kerja merupakan kelompok pekerja bangunan, kelompok ini biasanya melaksanakan
pekerjaan bangunan dari satu bangunan ke bangunan lain. Pekerja bangunan
berjumlah 65 orang, dikepalai oleh seorang mandor atau pengawas. Semua pekerja
berjenis kelamin laki-laki. Pada kegiatan UKK pekerja bangunan sedang
menyelesaikan sebuah bangunan pabrik sarung tangan milik perusahaan asing. Pekerjaan
pembangunan mulai dari pukul 08.00-16.30 Wib. Jam Istirahat diberlakukan 2 kali
yakni pukul 11.30 Wib dan 15.00 Wib. Kelompok kerja terbagi menjadi
kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing tugas yang berbeda. Beberapa
kelompok khusus mengerjakan pembangunan atap, pondasi bangunan, pemotongan
lantai keramik, pengadukan semen, dll. Pekerjaan yang digeluti para pekerja bangunan
sangat beresiko tinggi terhadap keselamatan mereka, belum lagi seringnya
terpapar benda-benda kimia, benda material, cairan berbahaya, debu dll yang
dapat secara langsung atau pun tidak langsung dapat merusak sistem tubuh
sehingga dan lambat laun menimbulkan gangguan kesehatan.
B.
Gambaran
Lokasi Kegiatan UKK
Lokasi
Kelompok kerja terletak di Pedukuhan Jetis, tepatnya di Jetis RT 02. Bangunan
yang sedang dibangun letaknya dekat dengan jalan raya, akses menuju lokasi
memadai dan tidak berada di tengah pemukiman padat penduduk.
C.
Asuhan Keperawatan pada Kelompok
Kerja
1.
Pengkajian
Kelompok
pekerja bangunan “pabrik sarung tangan” merupakan salah satu kelompok pekerja yang
terdiri dari 65 orang
dengan jenis kelamin laki-laki, usia bervariasi tapi lebih dari 18 tahun.
Alasan didirikan pabrik sarung tangan ini dikarenakan untuk salah pembangunan jenis usaha dan diharapkan dapat turut
meningkatkan pendapatan
warga setempat, memberi lapangan pekerjaan baru.
Salah
satu bentuk pengkajian yang dilakukan adalah observasi dan wawancara langsung
dengan pekerja. Dari hasil wawancara para pekerja didapatkan data yakni ada 3 pekerja yang sedang menderita
batuk-batuk, beberapa pekerja mengeluhkan gatal-gatal, dan 1 pekerja menderita
panu, 1 pekerja pernah dirawat dirumah sakit dengan riwayat paru. Dari hasil
observasi didapatkan bahwa hampir 90% pekerja tidak memakai pelindung
pernafasan selama nekerja, 100% pekerja mmerupakan perokok, 85% pekerja tidak
memakai alat pelindung kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95%
pekerja tidak menggunakan alat pelindung tangan. Saat bekerja para pekerja
terkadang tidak memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada pekerjaan
naik ketas atap bangunan, pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri.
Para pekerja mengatakan bahwa pihak pabrik pernah menyediakan masker untuk para
pekerja, akan tetapi persediaan sudah lama habis setelah itu para pekerja tidak
menggunakan masker lagi. Para pekerja mengatakan tidak mempunyai biaya untuk
membeli alat pelindung diri berupa helm sebagai pelindung kepala atau sepatu
sebagai pelindung kaki, dll. Para pekerja Nampak antusias ingin mengetahui
lebih lanjut tentang penggunaan alat pelindung diri bagi keselamatan kerja
mereka.
2. Analisis Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
Ds:
· para pekerja mengatakan bahwa ada 3 pekerja yang sedang menderita batuk-batuk, beberapa pekerja mengeluhkan
gatal-gatal, dan 1 pekerja menderita panu, 1 pekerja pernah dirawat dirumah
sakit dengan riwayat paru.
· Para pekerja mengatakan bahwa
pihak pabrik pernah menyediakan masker untuk para pekerja, akan tetapi
persediaan sudah lama habis setelah itu para pekerja tidak menggunakan masker
lagi.
· Para pekerja mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut
tentang penggunaan alat pelindung diri bagi keselamatan kerja mereka.
Do:
· Dari hasil observasi didapatkan
bahwa hampir 90% pekerja tidak memakai pelindung pernafasan selama nekerja,
100% pekerja mmerupakan perokok, 85% pekerja tidak memakai alat pelindung
kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95% pekerja tidak
menggunakan alat pelindung tangan.
· Saat bekerja para pekerja terkadang
tidak memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada pekerjaan naik
ketas atap bangunan, pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri.
|
-kurangnya paparan informasi tentang pemakaian alat
pelindung diri.
-Finansial yang kurang untuk penyediaan alat-alat
yang dibutuhkan
|
Kurangnya pengetahuan tentang alat pelindung diri.
|
3.
Rumusan
Diagnosa UKK
Kurang pengetahuan tentang alat
pelindung diri (APD) pada kelompok pekerja bangunan pabrik sarung tangan di
Jetis RT 02 berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, kurangnya financial
untuk menyediakan alat-alat pelindung diri.
4.
Rencana dan Intervensi
Keperawatan UKK
Rencana
|
Intervensi
|
Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan komunitas
selama 1 kali pertemuan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
alat pelindung diri pada kelompok pekerja dengan criteria hasil; pekerja
mengetahui apa itu APD, Jenis-jenis APD beserta manfaat pemakaian APD.
|
Penyuluhan kesehatan tentang Alat Pelindung Diri
(APD) bagi Pekerja bangunan.
|
D.
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
Kegiatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
26 Desember 2012 jam 11.30 di ruang bangunan pabrik
sarung tangan
|
1.
Pelakukan
penyuluhan tentang APD (pengertian, tujuan/manfaat, macam-macam ADP)
2.
Menyebarkan
leaflet tentang APD
|
S:
· Pekerja
mengatakan memahami tentang apa itu APD dan manfaat pemakaian APD
· Pekerja
mengatakan akan berusaha memenuhi penyediaan APD, walaupun hanya beberapa
jenis APD seperti masker, sepatu, helm, baju lengan panjang, sarung tangan.
O:
· Pekerja Nampak
antusias, ketika ditanya kembali dapat menjawab pertanyaan dengan lancar.
· Pekerja
langsung memakai alat pelindung pernafasan (masker) yang telah dibagikan
penyuluh.
A:masalah
teratasi
P:
· Sarankan para
keperja untuk terus memakai APD untuk keselamatan kerja mereka.
· Pemakaian alat
APD bisa dimodifikasi, seperti pemakaian masker bisa diganti dengan syal atau
kain.
· Sarankan untuk
langsung ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan jika merasakan gangguan
kesehatan.
|
Daftar Pustaka
Alfrida, netty. 2006. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja dibagian
produksi packing PT KCI (Kangar Consolidated Industries) Jakarta tahun 2006. Skripsi
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar