Selasa, 22 Januari 2013

Hipertensi "silent killer"


 
Hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit yang sering saya temukan selama praktek lapangan. saya sedang praktek di komunitas, setelah dianalisis ternyata hampir 30% warga mengalami penyakit hipertensi (darah tinggi) dengan rata-rata umur penderita lebih dari 30 tahun.


Hipertensi yakni dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. pada popolasi lansia hipertensi yakni tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

Ketika kita melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter akan didapat hasil semisal 120/80 mmHg, jadi nilai 120 itu adalah tekanan sistolik, sedangkan nnilai 80 mmHg adalah nilai diastolik.

Tekanan sistolik yakni : fase kontraksi, sedangkan diastolik adalah fase istirahat/relaksasi.setelah mengetahui nilai dari sistolik dan diastolik baru lah kita dapat menganalisis tekanan darah kita, apa kah termasuk noramal, prahipertensi, atau hipertensi. berikut tabel pembagian kelompok Hipertensi:



Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. penyakit ini disebut sillent killer karena orang yang hipertensi terkadang tidak menampakkan gejala. hipertensi tanpa diketahui penyebab disebut hipertensi essensial (primer) sedangkan hipertensi yang diketahui penyebab nya, yakni dari penyakit tumor, obat, penyempitan arteri disebut hipertensi sekunder.
tingginya tekanan darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah diseluruh tubuh, yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal dan otak. maka konsekuensi pada tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal,dan stroke. 

Mengapa Tekanan Darah Meningkat? 
Sebagai ilustrasi, jika Anda sedang menyiram taman bunga dengan selang. Jika ujung selang anda tekan, maka air yang keluar akan semakin kencang. Hal itu karena tekanan air meningkat ketika selang ditekan. Selain itu, jika Anda memperbesar keran air, maka aliran air yang melalui selang akan semakin kencang karena debit air yang meningkat. Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar tekanan yang diderita oleh dinding pembuluh darah. 

Salah satu komplikasi dari hipertensi tak terkontrol adalah stroke.

Hubungan hipertensi dan stroke
Tekanan darah yang tinggi pada hipertensi akan memicu pecahnya pembuluh darah otak. Pada gilirannya, jaringan otak akan rusak dan timbul gejala-gejala stroke. Stroke akibat hipertensi termasuk ke dalam stroke hemoragik, atau stroke perdarahan.
Stroke adalah kondisi dimana pasokan darah ke jaringan otak terhenti. Penyebab utamanya ada dua, yaitu akibat sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Akibat terhentinya pasokan darah, maka beberapa saat kemudian jaringan otak mengalami kerusakan dan kematian. Gejala yang tampak pada penderita antara lain tubuh mati sebelah, susah bicara, bingung, tidak dapat melihat, susah berdiri atau berjalan, atau sakit kepala hebat. Gejala-gejala ini biasanya terjadi secara tiba-tiba. (akan tetapi perlu diingat, bahwa hipertensi hanyalah salah satu penyebab stroke, diantara berbagai macam penyebab stroke lainnya).

Stroke merupakan salah satu resiko pada penderita hipertensi, hipertensi tidak bisa disembuhkan akan tetapi dapat dikontrol agar nilai tekanan darah tetap dalam batas normal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar