Rabu, 30 Januari 2013

Askep dengan gangguan pola tidur

ASUHAN KEPERAWATAN
NO
Data

Masalah
Etiologi
Diagnosa Keperawatan
1.













2.
DS



DO









DS



DO
- klien mengatakan bahwa mual, lemas
- klien mengatakan badan terasa panas
- klien mengatakan kurang nafsu makan

- suhu : 40 C
- mukosa bibir terlihat kering
- klien terlihat lemah







- klien mengatakan 5 hari tidak bisa tidur
- klien mengatakan badan terasa lemas dan panas
- klien mengatakan biasanya tidur jam 21.00

- suhu 40 C
- TD 130/90 mmHg
- Nadi 80 kali/menit
- klien terlihat lemas
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh











Gangguan pola tidur
Faktor biologi (demam, mual)












- Suhu Tubuh meningkat


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologi ditandai dengan klien mengatakan mual, lemas, badan terasa panas, kurang nafsu makan, suhu 40 C, mukosa bibir terlihat kering, klien terlihat lemah.

- Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu tubuh meningkat ditandai dengan klien mengatakan 5 hari tidak bisa tidur, badan berasa lemas dan panas, suhu 40 C, TD 130/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, klien terlihat lemas.


Prioritas Diagnosa:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologi ditandai dengan klien mengatakan mual, lemas, badan terasa panas, kurang nafsu makan, suhu 40 C, mukosa bibir terlihat kering, klien terlihat lemah.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu tubuh meningkat ditandai dengan klien mengatakan 5 hari tidak bisa tidur, badan berasa lemas dan panas, suhu 40 C, TD 130/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, klien terlihat lemas.
DX
NOC
NIC
1.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan criteria hasil :
- klien dapat makan secara oral (5)
- mukosa bibir lembab (4)
- TTV klien normal (4)
- klien memahami pentingnya nutrisi bagi tubuh (5)
Nutrition management
1. kaji tanda-tanda vital
2. kolaborasi dengan ahli gizi
3. yakinkan klien mengkonsumsi makanan banyak serat agar mencegah konstipasi
4. lakukan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi bagi tubuh
5. ajarkan makan sedikit, tapi sering

Nutrition Monitoring
1. memonitor tipe dan aktivitas yang biasa dilakukan
2. kaji makanan kesukaan
3. jadwalkan pengobatan dan tindakan diluar jam makan
4. monitor mual, muntah
5. monitor kalori dan intake makanan
6. monitor adanya penurunan berat badan
7. monitor lingkungan selama makan

DX
NOC
NIC
2.
Setelah dilakukan intervensi selama 2 x24 jam, diharapkan kebutuhan tidur klien terpenuhi dan kembali normal, dengan kriteria hasil:
- jam tidur kembali normal seperti biasa (4)
- klien mengatakan kwalitas tidur baik (3)
- bangun tidur klien merasa segar (3)


Sleep Enchancement
1. batasi aktivitas sebelum tidur
2. kaji pola tidur klien
3. identifikasi kemungkinan efek obat terhadap pola tidur
4. minitor pola tidur dan jam tidur klien
5. diskusikan pada klien kemungkinan faktor lain yang menyebabkan gangguan pola tidur
6. monitor waktu pemberian obat dan tindakan diluar jam tidur
7. monitor kenyamanan lingkungan, cahaya, dll sebelum tidur
8. ajarkan klien tehnik relaksasi
9. kolaborasi pemberian obat
10. observasi tanda-tanda vital






CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/jam
No.DX
Implementasi
Respon
31/10/2012

11.30







01/11/2012
11.30
1



2





1







2
1. memonitor TTV
2. memonitor mual, muntah dan intake makanan
3. kolaborasi dengan ahli gizi

1. memonitor TTV
2. kaji pola tidur klien
3. diskusikan faktor lain penyebab tidak bisa tidur
4. ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam


1. memonitor TTV
2. jadwalkan pengobatan dan tindakan diluar jam makan
3. kaji makanan kesukaan
4. memonitor mual
5. memonitor intake makanan
6. kolaborasi pemberian obat

1. memonitor TTV
2. identifikasi obat terhadap pola tidur
3. memonitor jam tidur


1. TD : 130/70 mmHg, nadi 104 x/menit, suhu 38 C
2. klien mengatakan masih mual, tidak selera makan
3. diberikan diet TKTP, ekstra mangkok 2x/hari

1. TD : 130/70 mmHg, nadi 104 x/menit, suhu 38 C
2. pola tidur biasanya jam 21.00- 04.00, jarang tidur siang
3. badan panas, keletihan
4. klien memahami dan mampu melakukan tehnik relaksasi


1. TD 120/80 mmHg, nadi 104x/menit, suhu 40 C
2. jadwal pengobatan dan tindakan sebelum atau sesudah jam makan
3. klien mengatakan bahwa menyenangi semua jenis makanan
4. klien masih sedikit mual, tapi sudah berkurang
5. klien mampu menghabiskan makanan
6. pemberian obat mengurangi mual

1. 1. TD 120/80 mmHg, nadi 104x/menit, suhu 40 C
2. pemberian obat yang berefek mudah tidur
3. jam tidur klien di malam hari 20.00 tapi mudah terbangun



EVALUASI
TGL
No.DX
Evaluasi
31/10/2012














01/11/2012
1





2








1






2
S : klien mengatakan bahwa masih mual dan lemas
O : klien terlihat lemah, mukosa bibir terlihat kering, TD : 130/70 mmHg, nadi 104 x/menit, suhu 38 C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

S : klien mengatakan bahwa badan masih terasa panas sehingga sulit untuk tidur
O : klien terlihat lemah, TD : 130/70 mmHg, nadi 104 x/menit, suhu 38 C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi



S : klien mengatakan masih sedikit mual, tapi sudah dapat mengkonsumsi makanan, selera makan membaik
O : mukosa bibir sudah Nampak sedikit lembab, 1. TD 120/80 mmHg, nadi 104x/menit, suhu 40 C
A  : masalah teratasi sebagian
P   : lanjutkan intervensi

S : klien mengataakan bahwa sudah dapat tidur, tapi masih mudah terbangun
O : 1. TD 120/80 mmHg, nadi 104x/menit, suhu 40 C
A : masalah teratasi sebagian
P  : pertahankan dan lanjutkan intervensi

SAP Alat pelindung diri



SATUAN ACARA PENYULUHAN
ALAT PELINDUNG DIRI
Pokok Bahasan           : Usaha Kesehatan Kerja
Sub Pokok Bahasan    : Penggunaan Alat Pelindungan Diri untuk Para Pekerja bangunan
Topik                          : Alat Pelindung Diri
Sasaran                       : Pekerja bangunan
Hari/ Tanggal               : Rabu, 26-Desember-2012
Tempat                       : Pembangunan bangunan pabrik
Waktu                         : 45 Menit
Penyaji                        : Mahasiswa Ners Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
A.    Tujuan Instruksional
1.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta mampu memahami penggunaan alat pelindung diri
2.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu ;
·         Menyebutkan pengertian alat pelindung diri
·         Menyebutkan jenis alat-alat pelindung diri
·         Menyebutkan fungsi alat pelindung diri
B.     Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
C. Media
Leaflet, Masker
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No
Penyaji
Peserta
Waktu
1.

Memberikan salam, dan memperkenalkan diri
Menjawab salam
2 menit
2.
Menjelaskan tujuan dan tema penyuluhan
mendengarkan
3 menit
3.
Menanyakan peralatan apa saja yang digunakan para pekerja di tempat bangunan
Mendengarkan dan menjawab

5 menit
4.
Menjelaskan materi penyuluhan mengenai pengertian, jenis alat-alat pelindung diri, dan manfaat APD.
Mendengarkan
15 menit
5.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Mengajukan pertanyaan
10 menit
6.
Penutup : memberi pertanyaan akhir sebagai evaluasi.
Menjawab
5 menit
7.
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan.
Mendengarkan
3 menit
8.
Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam.
Menjawab salam
2 menit
Total waktu kegiatan : 45 menit

F.      Evaluasi
1.      Menyebutkan pengertiaan alat pelindung diri
2.      Menyebutkan peralatan perlindungan diri
3.      Menyebutkan fungsi alat perlindungan diri

Lampiran Materi
ALAT PERLINDUNGAN DIRI
A.    Pengertian
Alat perlindungan diri adalah alat yang memberi perlindungan pada tubuh agar mengurangi segala macam cedera dan mengurangi resiko gangguan pernafasan
B.     Pembagian Alat Perlindungan Diri
1.      Alat pelindung kepala
2.      Alat pelindungan mata
3.      Alat pelindungan telinga
4.      Alat pelingdung pernafasan
5.      Alat pelindung tangan
6.      Alat pelindung kaki
7.      Pakaian pelindung
8.      Tali dan sabuk pengaman
C. Alat Pelindungan Diri
1.      Alat pelindung kepala
BAHAN :
·         Plastik
·         Fiber glass
·         Campuran plastik dan fiber glass
BENTUK :
·         Safety helmet
·         Hood
·         Hair cap (hair guard)
2.      Alat Pelindungan Mata
BENTUK
·         Kaca mata dengan/tanpa pelindung samping
·         Tameng muka (Face Shield/Face Screen)
3.      Alat Pelindungan Telinga
·         Ear plug (sumbat telinga)
Bahan: kapas, wax, plastik, karet.
·         Ear muff (tutup telinga)

4.      Alat Pelingdung Pernafasan
Air Purifying Respirator
·         melindungi dari debu, gas, mist, uap, fume, asap
·         toksisitas dan kadar zat kimia rendah
·         cara kerja filtrasi, absorbsi dan adsorbs
Air Supplied Respirator
Untuk kontaminan yang toksik atau kekurangan oksigen, dilengkapi dengan suplay udara/oksigen. Filter dan adsorben (-).
Masker
Untuk melindungi dari debu, gas, uap
5.      Alat Pelindung Tangan
Bentuknya :
·         Sarung tangan biasa
·         Gountles/dilapisi plat logam
·         Mitts: ke empat jari menjadi satu, kecuali ibu jari
6.      Alat Pelindung Kaki
·         Foundry Leggins  dari kulit dilapisi kroom/asbes (untuk pengecoran baja).
·         Sepatu karet anti elektrostatik
·         Sepatu pengaman pekerja bangunan  kulit dilapisi baja pada ujung depan.
7.      Pakaian Pelindung
Melindungi dari percikan bahan kimia dan bahan berbahaya lain.
8.      Tali dan Sabuk Pengaman
·         Untuk menolong korban kecelakaan pada kalpa kapal, sumur/tangki.
·         Untuk pekerjaan mendaki, memanjat dan kontruksi bangunan.
D.    Fungsi Alat Pelindung Diri
1.      Alat Pelindung Kepala
Mencegah rambut terjerat mesin, melindungi dari benturan/kejatuhan benda tajam/keras, radiasi, percikan bahan korosif
2.      Alat Pelindung Mata
Melindungi mata dari percikan bahan korosif, debu/partikel, gas/uap, radiasi, benturan/pukulan benda


3.      Alat Pelindung Telinga
Penghalang sumber kebisingan dan telinga dalam, melindungi dari percikan api/logam panas
4.      Alat Pelindung Pernafasan
Melindungi dari debu, gas, mist, uap, fume, asap, Toksisitas dan kadar zat kimia rendah.
5.      Alat Pelindung Tangan
Sifat kontaminan (korosif, panas, dingin, dll)  bahaya pemaparannya, daya tahan terhadap bahan kimia, kepekaan yang perlu dalam melakukan pekerjaan, bagian tangan yang harus dilindungi.
6.      Alat Pelindung Kaki
Melindungi kaki dari kejatuhan benda, percikan cairan/asam, tertusuk benda tajam.
7.      Pakaian Pelindung
Melindungi dari percikan bahan kimia dan bahan berbahaya lain.
Jenis:
- Apron  dada sampai lutut
- Overalls  seluruh bagian tubuh
8.      Tali dan Sabuk Pengaman
Untuk menolong korban kecelakaan pada kalpa kapal, sumur/tangki, untuk pekerjaan mendaki, memanjat dan kontruksi bangunan.
E.     Standar Kriteria Alat Perlindungan Diri
·         Memberi perlindungan yang adekuat
·         Ringan, nyaman dan fleksibel
·         Awet, tidak mudah rusak, bentuk menarik
·         Tidak menimbulkan bahaya tambahan
·         Memenuhi standar, suku cadang mudah diperoleh
·         Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris

Daftar Pustaka
Alfrida, netty. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja dibagian produksi packing PT KCI (Kangar Consolidated Industries) Jakarta tahun 2006. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.